KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan
Kewirausahaan yaitu satu kekuatan
(ability) dalam berpikir kreatif serta berperilaku inovatif yang jadikan basic,
sumber daya, tenaga penggerak, maksud, siasat, strategi serta sistem dalam
hadapi tantangan hidup. (Soeparman Spemahamidjaja, 1977).
Menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah
suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
Menurut Drucker (1959) bahwa kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.
Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah
berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat
sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Wirausahawan
Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga
kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada
sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Sikap dan perilaku merupakan suatu sifat seseorang
yang terbentuk dari kebiasaan atau yang sering dilakukan. Perilaku
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dengan
demikian Sikap dan perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh
adanya tekanan/pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan
dari luar lingkungan bergaul maka tumbuhlah sikap dan perilaku individu yang
spesifik.
Ada 3 jenis perilaku kewirausahaan yaitu:
1. Memulai inisiatif.
Memulai inisiatif berarti memiliki pola pikir yang
luas dan kreatif serta suatu tekad yang bulat ingin berwirausaha.
2. Mengorganisasi
dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan
situasi dengan cara praktis.
Artinya seorang wirausaha harus mampu merubah semua
faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan usahanya secara praktis untuk
menunjang kelancaran usahanya.
3. Diterimanya
resiko
Seorang wirausaha juga harus bisa meenerima segala
resiko dalam menjalankan usahanya yaitu suatu kegagalan dalam usahanya.
Wirausahawan dunia modern muncul pertama
kali di inggris pada masa revolusi pada akhir abad ke 18. Kunci
penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi
melalui inovasi dan kreativitas.
Karakteristik Wirausahawan Menurut Mc Clelland:
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
5. Rangsangan oleh umpan balik
6. Aktivitas energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n
Ach tinggi :
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan realistis
5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
6. Obyektivitas
7. Tanggung jawab pribadi
8. Kemampuan beradaptasi
9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Pencapaian
Tujuan Ekonomi
Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian
tujuan ekonomi menurut Mc Clelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n
Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Tiga
kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland
yaitu:
1. Kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
Kebutuhan akan n-ACH adalah motivasi untuk
berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya,
pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan
dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai
bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
Contoh :
kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu seorang wirausahawan tentu ingin
usahanya meraih suatu tingkat pencapaian tertentu dan tidak menjadi usaha yang
hanya biasa-biasa saja, misalnya mendapatkan prestasi atau penghargaan top
brand award atau best seller record, atau penghargaan-penghargaan lainnya dari
berbagai instansi terkait yang menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki
prestasi yang tinggi dan bukan sekedar usaha yang biasa-biasa saja.
2. Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau
Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan
antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk
mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan
pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya
berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc
Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik
tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau
mengelola organisasi.
Contoh :
kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu suatu usaha tidak dapat 100%
benar-benar berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya. Dalam berbagai segi
bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang dapat diandalkan untuk menjalankan
usaha (mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor, agen, penanam modal,
dan lain-lain). Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama dan berhubungan dengan
mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk berafiliasi. Koneksi yang
luas, merupakan salah satu hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang
wirausahawan.
3. Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan
akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam
suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian
atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain.
Contoh :
kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) yaitu seorang wirausahawan tentunya ingin
menguasai pasar. Selain itu, ada keinginan dari diri sendiri untuk menciptakan
lapangan kerja bagi orang lain (memiliki usaha sendiri dan memimpin sejumlah
orang/karyawan). Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa seorang
wirausahawan memiliki kebutuhan untuk berkuasa (ingin memimpin, bukannya
dipimpin).
Identifikasi
peluang usaha baru
Meskipun terdapat banyak cara untuk mencari
sumber gagasan baru, baik produk maupun jasa, proses ini dapat dipercepat dengan
penggunaan saran-saran berikut dimana gagasan baru bisa memunculkan usaha baru.
1. Kebutuhan akan sumber penemuan
2. Hobi atau kesenangan pribadi
3. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
4. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa
yang ada
5. Mengapa tidak terdapat ?
6. Kegunaan lain dari barang-barang biasa
7. Pemanfaat produk dari perusahaan lain
Analisa
pulang pokok
Analisa pulang pokok umumnya terciri dari refleksi,
pembahasan, pertimbangan dan pembuat keputusan relatif terhadap tujuh
unsur pokok:
1. Biaya Tetap :
pengeluaran yang dikeluarkan tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan
2. Biaya variabel :
pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan
3. Biaya Total :
jumlah total biaya tetap dari biaya variabel yang berkaitan dengan produksi
4. Pendapatan Total : semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk
5. Keuntungan : jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang
dijual.
6. Kerugian : jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang
diperoleh dari perjualan barang tersebut.
7. Titik Pulang Pokok :
pendapatan total sama dengan biaya totalnya, artinya perusahaan hanya
memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya.
Perusahaan tidak untung tidak rugi.
Bentuk
kepemilikan
Dalam membuat suatu usaha harus menentukan
bentuk dari kepemilikan terhadap usaha yang dijalani, berikut bentuk
kepemilikan beserta keuntungan dan kerugiannya:
1. Pemilikan tunggal (firma)
Firma merupakan organisasi bisnis kecil paling umum.
Perusahaan dimiliki dan dijalankan satu orang. Hanya memerlukan izin dan
mendaftar untuk memulai usaha.
Keuntungan :
kewajiban hukum yang dipenuhi hanya sedikit dan tidak semahal bentuk kongsi
atau perseroan, pemilik tidak membagi laba dengan siapapun, tidak perlu
berkonstultasi dengan sesame pemilik atau rekanan sehingga memiliki kekuasaan
membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya, pemilik dapat menanggapi
kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan manajemen
sehari-hari, dan pemilikan tunggal biasanya bebas dari pengawas pemerintah dan
perpajakan khusus.
Kerugian :
kewajiban dan tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh utang perusahaan,
modal yang tersedia jauh lebuh kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya,
dan sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang dan sangat tergantung
keterampilan pemilik menyebabkan perusahaan tidak stabil.
2. Kongsi
Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih,
yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian
dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan sumbangan masing-masing
rekanan kepada bisnis.
Keuntungan : formalitas
hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan
persyaratan-persyaratan dalam pendirian perseroan, para rekanan termotivasi
untuk menerapkan kemampuan terbaik karena ikut mendapatkan laba, lebih mudah
mendapatkan modal besar dan memiliki ketarampilan yang lebih luas dibandingkan
firma, dan pengambilan keputusan lebih luas dibandngan perseroan.
Kerugian :
terdapat kewajiban tak terbatas minimal bagi seorang rekanan, dapat berakhir
kapan saja dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi baru, kongsi relatif
lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar dibandingkan perseroan,
dan rekanan merupakan agen bisnis itu dan tindakan mereka mengikat rekanan
lain.
3. Perseroan
Perseoan merupakan jenis organisasi bisnis paling
rumit. Biasanya dibentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah dan
harus menurut hukum dagang, dan peraturan-peraturan pemerintah pusat maupun
daerah.
Keuntungan :
kewajiban terbatas hanya dalam jumlah saham, kepemilikan dengan mudah
dipindahkan keorang lain, memiliki ekstensi hukum yang terpisah, ekstensi
perusahaan relative lebih stabil dan permanen sehingga perusahaan dapat
berjalan melaksanaan usahanya, pendelegasian kekuasaan pada manajer
professional, dan perseroan sanggup menggaji spesialis.
Kerugian :
kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian sesuai hukum dan perundangan, banyak
peraturan pemerintah yang harus diperhatikan, membutuhkan biaya yang besar dalam
pendiriannya, dan pajak yang tinggi karena adanya berbagai instasi pemerintah.
4. Perusahaan
Perusahaan yang go public biasanya memperoleh cara
mudah untuk mendapatkan modal tambahan terutama utang. Tidak hanya pembiayaan
hutang tetapi modal ekuitas masa depan lebih mudah diperoleh ketika diperoleh
kenaikan harga saham.
Keuntungan :
diperolehnya modal ekuitas baru, diperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari
aktiva organisasi, kemampuan untuk mendapatkan dana dimasa depan dengan
relative lebih mudah, dan mendapatkan prestise.
Kerugian :
hilangnya fleksibilitas dan meningkatnya beban administrasi yang
diakibatkannya.
Sumber
Daya Manusia
Individu-individu dalam organisasi
kerwirausahaan yang dapat memberikan kontribusi atau sumbangan yang berharga
berupa peroduktivitas dari posisi yang mereka pegang untuk mencapai tujuan
sistem organisasi kewirausahaan. Tugas penyediaan sumber daya manusia yang
semestinya adalah sangat penting bagi wiraswastawan.
Langkah-langkah penyediaan sumber daya
manusia :
1. Perekrutan karyawan
Penarikan tenaga kerja adalah langkah
pertama di dalam menyediakan sumber daya manusia bagi organisasi kewiraswastaan
setiap kali terdapat posisi yang kosong.
2. Seleksi calon karyawan
Seleksi tenaga kerja adalah penyaringan
awal dari calon sumber daya manusia yang tersedia untuk mengisi suatu posisi.
Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah yang relatif sedikit calon
karyawan dari mana seseorang akhirnya akan disewa.
3. Pelatihan karyawan
Pelatihan karyawan adalah keterampilan
yang diajarkan pihak perusahaan kepada karyawannya.
4. Penilaian hasil kerja
Penilaian tentang hasil kerja yang telah
dilakukan oleh karyawannya, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Seleksi
Adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah
direkrut.
Tahap-Tahap Proses Seleksi:
1. Penyaringan Pendahuluan dari rekaman,
berkas data, dll
2. Wawancara Pendahuluan
3. Tes Kecerdasan (intelegence)
4. Tes Bakat (Aptitude)
5. Tes Kepribadian (Personality)
6. Rujukan Prestasi (Performance References)
7. Wawancara Dianostik
8. Pemeriksaan Kesehatan
9. Penilaian Pribadi
Sumber: