Selasa, 22 Oktober 2013

1ID09-3-IlmuBudayaDasar

1. KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

A. Pendekatan Kesusastraan
 1. Pengertian Kesusastraan
          Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain” (Taum (1997: 13)). Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

2. Peranan Sastra
          Sastra adalah semua bentuk ekspresi dengan bahasa sebagai basisnya wilayah sastra jadi merebak, merengkuh daerah yang sangat luas. Ke dalamnya sudah tercakup sastra lisan maupun tulisan.

3. Hubungan Sastra Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
          Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar yaitu sastra adalah seni yang di gunakan sebagai salah satu alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan dan kebudayaan sebagaimana tujuan dari ilmu budaya dasar.Dalam ilmu budaya dasar sastra tidak di ajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu.Sastra disini di gunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk lebih humanis atau manusiawi.

4. Macam - macam Kesusastraan
Strukturalisme 
        Strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur. Ada tiga bentuk strukturalisme itu; strukturalisme klasik, strukturalisme genetik dan strukturalisme dinamik. Struktulalisme klasik, adalah strukturalisme yang paling awal. Ia merupakan strukturalisme paten. Strukturalisme genetik, adalah strukturalisme yang tidak hanya melibatkan struktur sastra melainkan juga kehidupan pengarang dan kondisi sosial masyarakat yang mendorong karya itu lahir. Strukturalisme dinamik adalah kajian strukturalisme dalam rangka semiotik.

Semiotik 
         Secara sederhana semiotik berarti ilmu tentang tanda. Ia mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi, yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Ia memiliki tujuan untuk mengetahui sistem tanda-tanda dengan menentukan konvensi-konvensi apa saja yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Kajian semiotik ini mempunyai asumsi dasar bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.

Intertekstua
         Intertekstual merupakan kajian teks yang melibatkan teks lain dengan mencari dan menelaah hubungan tersebut. Suatu teks, dalam kaca mata intertekstual, lahir dari teks-teks lain dan harus dipandang sesuai tempatnya dalam keluasan tekstual.

Resepsi
         Suatu karya sastra tidak akan sama pembacaan, pemahaman dan penelitiannya sepanjang masa dalam seluruh golongan masyarakat tertentu. Karya sastra sejak ia diterbitkan, selalu akan mendapat tanggapan dari pembacanya. Demikian asumsi dari para pengkaji sastra lewat pendekatan resepsi. Mereka dalam mengkaji karya sastra, titik tekan yang dicapat, adalah respon pembaca

Stilistika
       Secara bahasa, stilistika berarti pemakaian atau penggunaan bahasa dalam karya sastra. Sedangkan dalam pengertiannya secara umum, dapat dikatakan, bahwa ia merupakan bagian dari ilmu linguistik yang memusatkan perhatiannya kepada variasi penggunaan bahasa. Fokus penelitian stilistika terhadap sastra adalah untuk menentukan suatu prinsip yang mendasari kesatuan karya sastra dan dapat menemukan suatu tujuan estetika umum yang menonjol dalam sebuah karya sastra, yang mungkin juga dapat diarahkan untuk membahas isi.

Soliologi Sastra
       Sosiologi sastra adalah kajian sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap, utuh dan menyeluruh tentang hubungan timbal balik antara sastrawan, karya sastra dan masyarakat. Yakni: seberapa jauhkah nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan seberapa jauhkah nilai sosial mempengaruhi nilai sastra.

Dekonstruksi 
         Dekontruksi lahir dilatarbelakangi dari sikap seorang filsuf kontemporer bernama Jaques Derrida yang menolak logosentrisme. Logosentrisme adalah keinginan akan suatu pusat atau suatu “kehadiran” akan sabda Tuhan, yang mampu menjelaskan segalanya.

Eksistensialisme 
        Eksistensialisme adalah gerakan filsafat yang mengusung ide bahwa manusia menciptakan makna dan hakekat hidup mereka sendiri. Karenanya, filsafat harus mengacu pada manusia yang konkrit, yaitu manusia sebagai eksistensi.

Fenimisme 
      Feminisme merupakan gerakan yang menyuarakan ketidakadilan dan ketidaksetaraan peran antara laki-laki dan perempuan. Teori feminis dimaksudkan untuk memahami ketidaksetaraan dan difokuskan pada politik gender, hubungan kekuasaan, dan seksualitas.

Fenomenologi
      Fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas fenomena, sesuatu yang hadir dalam refleksi fenomenologis, sebagai titik awal dan usaha untuk mendapatkan fitur-hakekat dari pengalaman dan hakekat dari apa yang kita alami.

Formalisme 
          Formalisme merupakan sebuah cara mengkaji karya sastra yang difokuskan pada bentuk daripada isi. Teori formalis lebih berkonsentrasi pada pembahasan fitur-fitur teks, khususnya properti-properti bahasa yang digunakan daripada konteks penciptaan karya dan konteks penerimaannya.

B. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Prosa
Pengertian Prosa
           Prosa berasal dari bahasa latin "prosa" yang artinya "terus terang", yang merupakan karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. 

C. Nilai-nila dalam Prosa Fiksi
1. Prosa fiksi
Prosa fiksi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan tnembenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu.

Nilai-nilai dalam prosa fiksi ;
1. Nilai penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah misahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya.
2. Nilai penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.
3. Nilai pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.
4. Nilai penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Nilai penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.

D. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Puisi  
1. Pengertian puisi
Puisi merupakan sebuah bentuk karya sastra singkat untuk menuangkan apa yang ada di pikiran kita, apa yang ada di hati kita, dan apa yang ada di jiwa kita. Dikatakan singkat karena puisi adalah bentuk karya sastra yang paling pendek jika dibandingkan cerpen atau novel. Kreativitas penyair dalam membangun puisi dapat diartikan sebagai berikut. Kreatif merupakan gagasan memusikalisasikan puisi didasari oleh dan dari keinginan-keinginan individual bersifat subyektif yang bertujuan untuk kepuasan pribadi. 

2. Kreativitas penyair dalam membangun puisinya : 
-  Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
-  Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
-  Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
-  Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi - asosiasi tertentu.
-  Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati. 

Beberapa Alasan yang mendasari penyajian puisi dalam IBD :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3. Puisi san keinsyafan sosial.

2. MANUSIA DAN KEINDAHAN
1. Keindahan
            Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan). Lewat suatu karya lah bias menimbulkan keindahan dan manusia disini tugasnya menciptakan suatu karya yang memberi berbagai keindahan baik dari segi lingkungan, tingkah laku dan lain – lain.

2. Renungan
Renungan juga terdapat kaitannya dengan manusia. Renungan berasal dari kata renung yang  artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Hubungannya disini adalah manusia dalam menciptakan seni dan suatu karya kadangkala banyak yang merenung untuk menyelesaikan suatu masalah dan berfikir untuk mencari bagaimana cara yang terbaik.

3. Keserasian
Keserasian disini masih erat kaitannya dengan keindahan. Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan.
 

 Sumber : 
  • http://krenomedia.blogspot.com/2013/01/pengertian-sastra-secara-umum-dan.html
  • http://nataliashintia14.blogspot.com/2012/10/bab-3-manusia-dan-pendekatan.html
  • http://ikharizmaputrirahayu.blogspot.com/2012/01/macam-macam-pendekatan-sastra.html
  • http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/
  • http://putriindriyani1.blogspot.com/2012/10/bab-3-pendekatan-kesusastraan.html

0 komentar:

Posting Komentar

Who Am I?


Call me Winal
A student of Industrial Engineering
Photographer . Business . Engineer
Contact me :
mwinaldi@yahoo.com
or
                                       https://www.facebook.com/Winaldimuharrom https://www.instagram.com/winaldinst_ https://twitter.com/winalwinall